Sabtu, 04 April 2009

muhasabah

MUHASABAH

Wahai saudaraku, marilah kita sejenak menundukkan kepala di hadapan Allah Yang Maha Agung, Maha Menatap, Maha Mendengar, dan Maha Memperhatikan kita. Dia tahu apapun yang kita lakukan. Tiada satu lirikan mata pun yang luput dari pengetahuan Allah. Tak ada satu patah kata pun yang terucap, tidak terdengar oleh Allah Yang Maha Mendengar.

Saat ini kita dihargai orang lain, saat ini kita dihargai teman-teman, saat ini kita dihargai orang tua, sesungguhnya bukan karena kemuliaan yang kita miliki melainkan karena Allah masih menutup aib kita. Allah masih menutupi segala kebusukan kita. Allah masih menutupi segala kemaksiatan yang pernah kita lakukan.

Wahai sahabat, sungguh kian hari, kita kian dekat dengan saat kepulangan kita. Kain kafan ada saatnya dibungkuskan oleh Allah kepada jasad kita. Alangkah indahnya jika malaikat maut datang, kita benar-benar sudah siap. Dosa sudah diampuni dan badan kita terbasuh air wudhu.

Alangkah indahnya jika malaikat maut menjemput dengan paras yang teramat indah, kening kita usai bersujud, lisan kita sedang lirih menyebut nama Allah dan keringat kita bersimbah berjuang di jalan Allah. Alangkah indahnya jikalau saat kematian datang, orang tua ridoh kepada kita, orang-orang yang kita sakiti sudah memaafkan, tidak ada hutang piutang, air mata kita sedang menetes, ingat dan rindu kepada Allah. Kita lepas ajal kita dengan penuh kemuliaan, husnul khotimah.

Tetapi, alangkah banyaknya orang yang mati dalam keadaan sebaliknya: mati dalam keadaan berumur dosa, mati di tempat zina, mati dikutuk dan dilaknat orang tua, mati dalam keadan berselimut harta haram sebab banyak daging yang tumbuh dari makanan haram dan mati dalam keadaan terhina, Na’udzubillahi min dzaliq.

Wahai sahabat, hidup di dunia hanya sebentar. Allah yang menciptakan kita memilih kita menjadi manusia, tidak menjadi hewan atau tumbuh-tumbuhan. Alhamdulillah, diantara bermiliar manusia kita ditakdirkan menjadi muslim, dikala orang lain kafir dan tidak mengenal Islam.

Alhamdulillah, diantara begitu banyak orang Islam, banyak yang tidak mengenal sujud, tidak mengenal al-Quran, tidak mengenal taushiyah, namun kita dibimbing oleh Allah menjadi muslim dan kening ini sering diberi kesempatan untuk bersujud.

Alhamdulilah saudaraku, otak kita dibuat cerdas, tidak dibuat menjadi orang yang hilang ingatan. Allah memberikan kita mata sehingga kita bisa melihat indahnya alam, walaupun Allah tahu mata kita bergelimang maksiat. Allah tetap memelihara dan menuntun agar kita bisa akrab dengan al-Quran. Alhamdulillah, kita diberi telinga yang bisa mendengar dengan jelas, mendengar suara adzan, dan mendengar suara jangkrik. Alhamdulillah Allah memberikan telinga sehingga kita bisa mendapatkan ilmu dengan mudah, padahal mudah pula bagi Allah untuk mengambil telinga kita ini.

Allah Maha Tahu betapa sering kita gembira mendengar aib orang lain dan sering dengki dengan nikmat yang diberikan kepada orang lain. Walaupun begitu banyak maksiat-maksiat yang kita dengar tapi selalu saja telinga ini diurus oleh Allah. Padahal mudah bagi Allah, andai Dia menghendaki dunia ini sepi seketika. Kalau telinga kita diambil, tidak akan ada lagi suara adzan, tidak ada lagi kicau burung dan tidak ada lagi suara tangisan bayi.

Alhamdulillah saudaraku, Allah memberikan kepada kita lidah sehingga kita bisa berbicara walaupun Allah tahu betapa banyak dusta yang pernah kita ucapkan. Betapa banyak finah yang tersebar dari mulut kita. Berapa banyak hati orang tua kita terluka dengan kata-kata kita. Allah tahu perasaan yang tercabik-cabik karena lisan kita. Allah pun tahu persis orang-orang yang terhina, teraniaya dengan ucapan kita. Tapi Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk menyebut nama-Nya. Dituntun-Nya kita agar bisa beristighfar, walaupun mudah bagi Allah membuat mulut kita tidak bersuara, dibuat penyakit di lidah kita atau pita suara kita dibuat rusak.

Allah Maha Tahu apa yang dilakukan oleh tubuh kita. Allah Maha Menyaksikan zina mata kita, zina lisan kita. Allah Maha Tahu apa yang pernah kita sentuh dengan tangan ni, tidak ada yang tersembunyi.

Allah Maha Tahu bagaimana kita riya dengan tubuh kita, memamerkan diri hingga orang lain tergelincir. Mata kita sering kecewa mengutuk tubuh kita sendiri. Allah Maha Tahu betapa kening ini jarang ingat kepada-Nya walaupun sering bersujud. Allah Maha Tahu shalat kita jarang khusyuk, jarang sekali, tapi kita tetap dipelihara. Subhanallah!

Allah Maha Tahu siapapun yang pernah mendekati zina. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Allah menatap segala-galanya. Allah Maha Tahu keadaan hati kita yang petantang-petenteng, sombong, merasa hebat, padahal apa yang kita sombongkan adaah titipan Allah.

Begitupun para pendengki, Allah tahu persis kegembiraan kita melihat musibah yang menimpa kepada saudara-saudara kita sendiri. Kebencian kita kepada saudara seiman. Allah Maha Tahu kebusukan diri kita yang dilanda asmara sehingga menggadaikan kasih sayang Allah.

Saudara-saudaraku, semua lumuran aib ini tidak ada yang tahu selain Allah Yang Maha Tahu segalanya. Tapi Allah masih menuntun kita untuk bisa dekat dengan Dia. Andai saat ini malaikat maut berada dihadapan kita, bekal yang mana yang bisa kita bawa pulang???

Bukankah kita pasti mati? bukankah semuanya akan diperhitungkan? Mau pulang ke mana? Mau pulang ke mana saudaraku? Bukankah kita ingin pulang kepada Allah?

Kita sering meminta surga tapi amalan kita amalan ahli neraka. Kita ingin selamat tetapi perilaku kita celaka. Mana yang bisa jadi bekal kita? Yang mana? Shalat kita jarang khusyuk dan itupun hanya sisa waktu. Mata kita jarang membaca Quran dengan ikhlas malah sering melihat kemaksiatan yang justru mengeraskan hati. Walaupun membaca Quran itu pun hanya sampai dilisan saja.

Sedekah kita kita juga hanya sisa uang, itu pun uang terburuk yang kita berikan. Yang mana bekal pulang kita? Kepada orang tua kita sering durhaka. Padahal 9 bulan kita menghisap darahnya. Berdiri sulit, berbaring susah. Kita terlahir bersimbah darah. Dua tahun kita hisap air susunya, belasan tahun kita hisap keringat dan tenaganya.

Kini, orang tua kita makin renta. Betapa banyak kata-kata kita yang mengiris-ngiris hatinya. Betapa banyak sorot mata kita yang menghujam melukai perasaannya. Berapa kali kita memalingkan wajah dan ketus kepadanya. Berapa kali kita menghardik dan mendustakannya. Padahal amal yang dicintai Allah sesudah shalat adalah memuliakan orang tua. Apakah air susu akan kita balas dengan air tuba?

Saudaraku, durhaka kepada orang tua didahulukan siksanya di dunia ini. Mungkin orang tua kita akan berlumur dosa karena ingin membahagiakan kita, agar kita bisa makan, agar kita punya sepatu, agar kita dihargai oleh teman. Agar kita tidak dihina, mereka membanting tulang memeras keringat, bahkan sampai mengabaikan shalat sehingga neraka jadi dekat dengan mereka. Padahal do’a anak yang saleh bisa menyelamatkannya dan menjadi cahaya bagi kuburnya. Akankah kita tega melihat orang tua kita mati su’ul khatimah, dikubur melolong-lolong terhimpit siksa kubur?

Kita kadang malas berjuang untuk agama. Islam terpuruk, umat Islam teraniaya, tapi kita tidak ada dalam barisan pejuang, malah bergaya seperti kaafirin. Na’udzubillahi min dzaliq.

Ya Allah. Duhai Allah. Duhai Yang Maha Menatap. Inilah kami hamba-Mu ya Allah yang Engkau ciptakan, yang engkau urus setiap saat.

Dikala kami lelah Engkaulah yang menidurkan. Engkaulah yang mengurus kami setiap saat. Di kala kami lapar, Engkau yang memberi makan. Di kala kami dingin Engkau yang memberi selimut. Ya Allah, kami mohon, kami mohon, jadikan saat ini benar-benar saat ampunan bagi seluruh dosa kami. Ampun ya Allah. Ampuni kami ya Allah.

Duhai Allah, ampuni seburuk apapun diri kami ya Allah. Ampuni sekelam apapun masa lalu yang pernah kami jalani ya Allah. Hapuskan sekotor apapun aib-aib kami ya Allah. Ampuni kami, ya Allah. Ampuni segala kemusyrikan yang pernah kami perbuat. Ampuni, karena selama ini kami banyak melupakan-Mu, ya Allah.

Ampuni andai kami sering tidak ridha dengan ketentuan-Mu. Sering kecewa dengan takdir-Mu. Ampuni kalau kami kurang bersabar terhadap ujian-Mu, ya Allah. Ampuni segala kezaliman kepada ibu bapak kami ya Allah.

Ya Allah, buatlah orangtua kami ridho dan memaafkan kami. Jadikan hatinya menjadi tehibur oleh akhlak kami, ya Allah. Ya Allah, selamatkan ibu bapak kami. Jadikan setiap tetes keringatnya, air matanya, darahnya, menjadi jalan kemuliaan dunia dan akhirat. Sayangi ibu bapak kami ya Allah. Golongkan kami menjadi anak yang tahu balas budi. Lapangkan kuburnya ya Allah, ringankan hisabnya.

Saudaraku, kita tidak tahu berapa lama lagi kita masih bisa melihat wajahnya. Andaikan ibu bapak kita terbungkus kain kafan, tidak ada wajah yang bisa ditatap. Tidak ada lagi tangan yang bisa kita cium. Tidak ada lagi oleh-oleh yang bisa kita bawakan. Tidak ada lagi suaranya yang bisa kita dengar. Tidak ada lagi sapaannya yang bisa kita tunggu. Tidak ada lagi do’anya untuk kita.

Andai kata ibu bapak kita sudah terbujur kaku, kita tidak bisa lagi bercengkerama. Andai ibu bapak kita sudah berada di liang lahat dan tanah sudah menimbun jasadnya maka tidak akan pernah lagi kita melihatnya di rumah. Saudaraku, jangan sia-siakan ibu bapak kita selagi masih ada. Sampai kapankah kita akan melukai hatinya? Seburuk apapun wajahnya tapi darah dagingnya melekat pada tubuh kita. Kita harus meminta kepada Allah agar orang tua kita selamat.

Ya Allah, Islamkanlah orang tua yang belum islam. Salehkan orang tuanya yang belum saleh ya Allah. Muliakan orang tua yang terhina. Bahagiakan walaupun orang tuanya terpisah ya Allah. Jadikan kami menjadi anak yang tahu balas budi ya Allah.

Sahabat, kenanglah keadaan orang tua kita. Di manakah gerangan keluarga kita berkumpul di akhirat nanti. Ingatlah adik dan kakak, apakah kita akan berkumpul di surga? Berjumpa dengan Rosulullah? Atau bercerai berai di dalam neraka? Ya Allah utuhkan keluarga kami ini mulia di dunia dan mulia di surga.

Wahai muslimah, tidakkah engkau rindu menjadi bidadari di surga? Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja, jangan sampai menjadi jalan kemaksiatan bagi orang lain. Wahai muslimah, peliharalah diri sekuat tenaga jangan sampai menjadi manusia nista. Tutuplah aurat dengan penutup yang disukai Allah. Jangan biarkan laki-laki tergelincir.

Wahai muslimah, persiapkan diri menjadi wanita yang solehah. Persiapkan diri menjadi calon ibu yang akan melahirkan mujahid dan mujahidah kesayangan Allah.

Ya Allah, muliakanlah para muslimah. Karuniakan akhlak yang mulia ya Allah. Lindungi dari fitnah zaman yang akan menggelincirkannya. Lindungi dari kejahatan makhluk-makhluk yang akan menodainya. Lindungi dari fitnah dan musibah yang akan menghancurkan masa depannya.

Wahai kaum Muslim, jadilah laki-laki Islam yang benar-benar menjadi kebanggaan Rosulullah.

Seharusnya hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang penuh penantian untuk pulang. Hidup hanya sekali dan sebentar, pilihan kita adalah berjuang dan pulang kepada Allah. Jangan silau kepada dunia ini, dunia hanya tempat singgah saja. Jangan pernah takut kepada siapapun, karena siapapun dalam genggaman Allah semata, tidak ada satupun makhluk kecuali seluruhnya sempurna dalam kekuasaan Allah.

Wahai Allah, Engkaulah yang tahu kapan hidup kami akan berakhir. Kami mohon kepada-Mu, jadikanlah kening ini menjadi kening yang selalu rindu bersujud, ya Allah. Jadikanlah kenikmatan shalat menjadi karunia besar yang kami rindukan. Jadikan kami akhli tahajud, ya Alah. Jamu setiap malam ya Allah dengan ijabahnya do’a-do’a kami. Jadikan sepertiga malam menjadi saat paling indah kami bersimpuh kepada-Mu.

Kuatkan kami menjadi ahli shaum, ya Allah. Akrabkan ayat Al Quran dengan mata kami ya Allah. Jadikan al-Quran menjadi cahaya dan kerinduan. Karuniakan kepada kami lisan yang selalu menyebut nama-Mu, yang menjadi cahaya ilmu.

Rabb, karuniakan kepada kami hati yang tidak pernah merasakan kesepian karena merasakan kehadiran-Mu. Jadikan hati ini menjadi hati yang selalu tenang karena yakin akan pertolongan-Mu. Hati yang aman karena yakin akan perlindungan-Mu. Karuniakan kepada kami hati yang penuh cinta, ya Allah, cinta kepada-Mu, ya Allah. Golongkan hati ini menjadi hati yang selalu rindu, rindu ingin berjumpa dengan-Mu.

Ya Allah berikan kesempatan kepada kami untuk memberikan yang terbaik dari hidup kami. Berikan kesempatan kepada kami untuk memperbaiki segalanya. Berikan keteguhan kepada kami menghadapi godaan-godaan, ya Allah. Berikan kesabaran ketika menghadapi ujian, berikan kesungguhan kepada kami untuk mengendalikan nafsu kami, ya Alah, syahwat amarah kami dan berikan kepada kami kesungguhan untuk istiqamah, ya Allah.

Amin,,, Amin,,, Amin,,, Ya Rabbal ‘alamin,,,,

Jatinangor, 15 Februari 2008

M. Evi Nurhidayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar